Kamis, 31 Oktober 2019

BARUKH





Barukh adalah teman dan juru tulis Yeremia. Allah berfirman kepada Yeremia, yang kemudian mendiktekan pesan Tuhan itu kepada Barukh. Barukh menuliskannya di atas sebuah perkamen (gulungan kertas/kulit). Pada zBarukh adalah teman dan juru tulis Yeremia. Allah berfirman kepada Yeremia, yang kemudian mendiktekan pesan Tuhan itu kepada Barukh. Barukh menuliskannya di atas sebuah perkamen (gulungan kertas/kulit). Pada zaman itu, sedikit sekali orang yang dapat membaca atau menulis. Jadi, Barukh termasuk orang yang istimewa.


Yeremia tidak diperbolehkan pergi ke Bait Allah. Ia pun menyuruh Barukh pergi ke sana untuk membacakan pesan Tuhan itu kepada orang banyak. Pesan itu adalah nubuat tentang apa yang akan terjadi atas Yerusalem.

Sesudah itu, Barukh dan Yeremia terpaksa bersembunyi karena raja mencari mereka untuk ditangkap. Di kemudian hari, mereka berdua diangkut sebagai tahanan ke Mesir. Pada saat itu Barukh diterpa kekhawatiran tentang nasibnya. Allah pun menyampaikan pesan khusus kepada Yeremia untuk Barukh, “Aku akan melindungi engkau ke mana pun engkau pergi”



(Baca kisah Barukh dalam Yer. 32:6-16; 36:1-32; 43:1-7.)

Sumber : Kisah Tokoh-tokoh Unik dalam Alkitab, terbitan Kalam Hidup

Selasa, 29 Oktober 2019

Tumbuh-Tumbuhan dalam Alkitab


Ada beberapa jenis tumbuh-tumbuhan yang sering disebut dalam Alkitab. Sebagian besar dari  tumbuh-tumbuhan itu, misalnya pohon ara, pohon delima, pohon zaitun, dan pohon anggur sudah terkenal sehingga mudah dikenali. Disini akan membahas beberapa tanaman yang menarik dan penting.

Buah Kurma

Buah kurma yang terkenal adalah buah sejenis pohon palem yang disebut palem kurma (Phoenix dactylifera), tumbuh di oasis di Sinai dan di daerah-daerah yang lebih panas di Palestina. Palem juga menjadi salah satu simbol bangsa Israel. Ketika Tuhan Yesus diarak masuk kota Yerusalem dengan mengendarai seekor keledai, orang banyak membawa ranting-ranting pohon palem.

Buah Ara

Buah ara penting pada zaman Alkitab. Pohon Ara (Ficus cacira) sering ditemukan dipinggir jalan dan di dekat rumah-rumah, juga disekitar kebun anggur. Pohon ara sering disebutkan dalam Alkitab, dan Tuhan Yesus menggunakan pohon ara dalam beberapa perumpamaan dan ilustrasi-Nya. Jenis pohon ara yang dipanjat oleh Zakeus untuk dapat melihat Tuhan Yesus adalah jenis Ficus sycomorus yang berdaun rindang.(Lukas 19:4)

Gandum

Gandum menghasilkan tepung dan roti yang terbaik, sedangkan sekoi (sejenis gandum) adalah makanan petani miskin. Tepung gandum digunakan oleh para imam Ibrani dalam memberikan persembahan kepada Allah.

Murad

Murad (Mytrus communis) kadang-kadang ditemukan dalam semak belukar di Palestina. Menurut tradisi, pada Hari Raya Pondok Daun orang Yahudi menggunakan semak ini untuk membuat pondok-pondok, seperti yang tercantum dalam Nehemia 8:16. Nabi Yesaya menggambarkan pohon murad sebagai pohon yang sedap dipandang dan akan menggantikan semak duri di padang pasir (Yesaya 41:19; 55:13)

Bunga Badam

Bungan badam (Prunus dulcis) indah berwarna putih, kadang-kadang ada juga yang berwarna merah muda di Palestina. pohon dan buah nya sering disebut dalam Alkitab. mungkin yang paling terkenal ialah tongkat Harun, dari batang pohon badam, yang berbunga dan berbuah dalam satu malam (Bilangan 17:8)

Pohon Zaitun

Pohon zaitun (Olea europaea) adalah salah satu pohon utama di Palestina zaman dahulu, yang buahnya dimakan sebagai asinan/acar. Tetapi yang lebih berharga lagi ialah minyak zaitun, yang merupakan hasil dari perasan buahnya. Dalam Alkitab, minyak digunakan untuk mengurapi orang, pertanda orang itu dikhususkan bagi sebuah tugas istimewa. Oleh karena itu, minyak zaitun menjadi simbol pengurapan Roh Kudus.

Pohon Delima

Warna merah cerah bunga pohon delima (Punica granatum) kontras dengan warna hijau tua daun-daunnya. Dalam Keluaran 28:33 kita membaca bahwa ujung gamis para imam besar harus dihias dengan buah-buah delima yang dibuat dari kain ungu tua, ungu muda, dan kirmizi. Buah delima juga digunakan untuk menghias tiang-tiang penyangga di dalam Bait Allah yang didirikan raja Salomo (1 Raja-Raja 7:20)

Pohon Aras

Pohon aras yang terkenal dari Libanon (Cedrus libani) adalah sejenis pohon cemara yang sangat besar dan hanya tumbuh di pegunungan Libanon. Batang pohon ini digunakan sebagai bahan bagunan Bait Allah yang didirikan Raja Salomo (1 Raja-Raja 5:6-10). Bagian dalam bait Allah itu dipapani dengan kayu aras yang diukir indah dan berlapis emas. Balok-balok araslah penyangga atapnya.

Pohon Terbantin

Pada zaman Alkitab terdapat hutan pohon terbantin, sejenis jati di pegunungan Palestina. Mungkin jenis pohon inilah yang membentuk "hutan kecil" dan dijadikan tempat pemujaan berhala serta perbuatan asusila yang dikutuk oleh para nabi.

Papirus

Papirus adalah nama semacam kertas kuno, dan tumbuhan yang menjadi bahan kertas itu. Batangnya segi tiga, disayat-sayat memanjang lalu disusun dua lapis dan ditempa bersama-sama untuk membuat kertas. Banyak bagian dari Alkitab ditulis pada papirus.

Pohon Kemenyan

Batang pohon kemenyan (Boswellia) mempunyai kulit yang tipis dan terkelupas.Bila batang pohon disayat, mengalirlah resin (semacam getah damar) berwarna kehijau-hijauan. Kemenyan, dengan emas dan mur, dipersembahkan kepada Tuhan Yesus oleh orang-orang majus.

Duri dan Onak

Banyak sekali tumbuh di tanah-tanah gersang seperti Palestina. Tuhan Yesus mungkin teringat akan tumbuhan ini, ketika Ia menyampaikan perumpamaan mengenai seorang penabur (Lukas 8). Para petani mengumpulkan tanaman-tanaman berduri ini untuk dibakar, sebagai gambaran yang sering digunakan dalam Alkitab untuk menunjukan nasib orang jahat.

Ketumbar

Ketumbar (Coriandrum sativum) adalah sejenis rempah yang tumbuh setahun sekali. Orang Israel sudah mengenalnya di Mesir, karena mereka mengatakan manna - makanan mereka di padang gurun itu - tampaknya seperti biji ketumbar (Keluaran 16:31).

Inggu

Inggu (Ruta graveolens) adalah tumbuhan perdu pendek. Dalam Alkitab hanya disebutkan sekali saja, yaitu ketika Tuhan Yesus menegor orang Farisi, karena mereka membayar persepuluhan sampai dari inggu juga, tetapi mengabaikan hal-hal yang lebih rohani (Lukas 11:42).


Sumber : Handbook Toh The Bible, terbitan Kalam Hidup

Kamis, 24 Oktober 2019

Referensi Buku PENDIDIKAN terbitan Kalam Hidup

1. 52 METODE MENGAJAR - Dr. F. Thomas Edison, M.Si.




Mengajar, mendidik, dan melatih bukanlah tugas yang gampang, yang dapat dilakukan secara asal-asalan. Itu adalah tugas yang mulia dan agung; amat penting serta strategis untuk membangun masa depan generasi muda dan membangun bangsa. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya, seorang pendidik sangat perlu menyampaikan materi pembelajaran secara jelas, berwibawa, meyakinkan, dan menyenangkan.

Untuk maksud itulah, buku 52 Metode Mengajar: Mengangkat Harkat dan Martabat Pendidik Menjadi Berwibawa dan Terhormat ini diterbitkan. Di dalamnya diuraikan berbagai hal tentang mengajar dan belajar; perbedaan antara metode, model, strategi, dan pendekatan dalam belajar; pentingnya penguasaan metode mengajar; pemilihan metode mengajar; juga metode-metode mengajar. Apalagi, mengajar, mendidik, dan melatih tidak pernah berhenti sepanjang ada generasi muda yang lahir ke dunia ini.

Intinya, pendidik perlu menguasai berbagai metode mengajar agar pembelajaran berlangsung dalam suasana yang efektif, menarik, dan tidak membosankan peserta didik. Metode mengajar yang tepat akan membuat materi pelajaran itu mudah dimengerti, lama diingat, dan tidak mudah dilupakan.

Dengan demikian, buku ini wajib dimiliki oleh semua pendidik yang bertanggung jawab bagi kemajuan pendidikan di Indonesia untuk menciptakan generasi muda Indonesia yang berwibawa, cerdas, bermartabat, dan terhormat.

Buku ini didedikasikan kepada para pendidik, yaitu para guru, dosen, penceramah, tutor, dan lain-lainnya, serta kepada calon pendidik Indonesia yang masih belajar di lembaga-lembaga pendidik tenaga kependidikan, seperti Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP), fakultas pendidikan pada universitas, dan sekolah-sekolah tinggi yang mendidik tenaga-tenaga pendidik untuk berbagai mata pelajaran atau mata kuliah.


Untuk maksud itulah, buku 52 Metode Mengajar: Mengangkat Harkat dan Martabat Pendidik Menjadi Berwibawa dan Terhormat ini diterbitkan. Di dalamnya diuraikan berbagai hal tentang mengajar dan belajar; perbedaan antara metode, model, strategi, dan pendekatan dalam belajar; pentingnya penguasaan metode mengajar; pemilihan metode mengajar; juga metode-metode mengajar. Apalagi, mengajar, mendidik, dan melatih tidak pernah berhenti sepanjang ada generasi muda yang lahir ke dunia ini.


2. MENDIDIK UNTUK KEHIDUPAN - Dr. F. Thomas Edison, M.Si.




Mendidik Untuk Kehidupan memberi penyadaran tentang sangat pentingnya pendidikan. Lucius Annaeus Seneca (4 SM – 65 M) mengatakan, “Non scholae, sed vitae discimus.” Artinya “Kita belajar bukan untuk sekolah melainkan kita sekolah untuk hidup”. Pendidikan memberikan kecerdasan dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta membentuk akhlak yang luhur, moral yang mulia, dan karakter yang terpuji.

Hakikat dari pendidikan adalah mengubah pribadi dan intelektual seseorang menjadi lebih baik, lebih cerdas, lebih cermat, lebih cekatan, lebih bertanggung jawab, lebih menaati norma-norma, dan melaksanakan nilai-nilai kehidupan. Pendidikan bagaikan garam yang memberi kelezatan dan mencegah pembusukan; bagaikan terang yang mengusir kegelapan.

Buku ini menyadarkan setiap pribadi agar memelihara dan mendidik dirinya serta anak-anaknya, memelihara keluarganya dan imannya demi masa depan yang diinginkan. Gunakan sepuluh “tongkat” dalam buku ini untuk mendidik anak-anak Anda.

Buku ini didedikasikan kepada semua guru, dosen, pendeta, pengkhotbah, para orang tua, para pendidik, dan pengajar pada umumnya yang peduli dalam meningkatkan mutu pendidikan Kristen dalam keluarga, di sekolah, dan dalam masyarakat.


 3. MENGAJAR SECARA PROFESIAONAL - B.S. Sidjabat, Ph.D



Sukses dalam mengajar bukan tidak mungkin diraih oleh seorang guru atau pengajar. Namun, hal itu tidak serta-merta terjadi karena di samping diperlukan pemahaman yang tepat mengenai kedudukan dan peran guru, juga dibutuhkan upaya yang tekun dan sungguh-sungguh. Buku Mengajar Secara Profesional hadir untuk membantu para guru mewujudkan kerinduan itu.


Salah satu keunikan buku ini adalah tinjauan teologisnya tentang mengapa seseorang harus mengajar dan apa yang seharusnya diperhatikan oleh guru untuk meninggkatkan kualitas serta kompetensinya. Kompetensi kepribadian dan sosial serta kommpetensi profesional dan pedagosis guru juga turut serta menjadi fokus perhatiannya. 

Buku ini pun mengetengahkan prinsip bagaimana pengajar secara kreatif mengenali peserta didiknya, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, menegakkan displin, memotivasi peserta didik supaya giat meningkatkan keberhasilan belajarnya, serta bagaimana guru sepatutnya melaksanakan evaluasi pendidikan dan pembelajaran.


Kedua belas pemikiran dalam buku ini bukan saja terinspirasi oleh ilmu pendidikan, melainkan juga oleh ajakan dan teladan Yesus Kristus, Sang Guru Agung. Oleh sebab itu, buku ini tidak hanya tepat digunakan dalam membantu keberhasilan pelayanan Pendidikan Agama Kristen (PAK) dalam konteks sekolah, tetapi juga dapat meningkatkan mutu Pembinaan Warga Gereja (PWG) dan PWG di perguruan tinggi teologi dan agama Kristen pasti mendapatkan masukan berharga dari buku ini.


4. PENDIDIKAN KRISTEN KONTEKS SEKOLAH - B.S. Sidjabat, Ph.D




Membahas pendidikan Kristen tidak semata-mata hanya berbicara tentang ''"Pendidikan Agama Kristen''' atau PAK, tetapi lebih daripada itu. Dalam konteks sekolah, pendidikan Kristen itu bersifat holistis karena berkaitan dengan hakikat pendidikan, kekristenan, profesionalisme dan panggilan guru atau pendidik, peserta didik, tujuan pendidikan, pengelola pendidikan, bahkan seluruh unsur yang ada dilingkungan pendidikan itu sendiri.

Melalui bahasa yang lugas dan sederhana, tetapi padat dan sangat bernas, penulis ''"sebagai salah satu pakar di bidang pendidikan- memberikan ''"pesan''' yang sangat berharga bagi seluruh komponen dalam pendidikan Kristen untuk semakin memahami fungsi serta perannya dalam dunia pendidikan konteks sekolah. Apalagi, pendidikan yang dimaksud menyandang nama ''"Kristen''' di belakangnya.

Dengan demikian, sangat tepat jika buku ini dimiliki dan dibaca oleh calon guru, guru atau pendidik, serta pengelola dan pemerhati pendidikan Kristen.
Melalui bahasa yang lugas dan sederhana, tetapi padat dan sangat bernas, penulis ''"sebagai salah satu pakar di bidang pendidikan- memberikan ''"pesan''' yang sangat berharga bagi seluruh komponen dalam pendidikan Kristen untuk semakin memahami fungsi serta perannya dalam dunia pendidikan konteks sekolah. Apalagi, pendidikan yang dimaksud menyandang nama ''"Kristen''' di belakangnya.


5. PENDIDIKAN NILAI-NILAI KRISTIANI - Dr. F. Thomas Edison, M.Si.




Norma dan nilai adalah dua sisi yang berbeda. Norma adalah aturan, ukuran, atau kaidah yang mengikat warga masyarakat yang dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendalian ukuran. Adapun nilai (value) berarti sifat-sifat atau hal-hal yang penting dan berguna bagi kemanusiaan, sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuaihakikatnya.

Dalam pendidikan Kristen, para pendidik atau para pendeta kerap kali mengajar atau berkhotbah hanya mengutarakan norma, tidak sampai pada penanaman nilai.

Melalui buku Pendidikan Nilai-Nilai Kristiani ini, penulis mengulas tentang tujuan, fungsi, manfaat, pengertian, filosofi, dan arah pendidikan nilai. Selain itu, dibahas pula aspek ontologi, aspek epistemologi , serta aspek aksiologi, prinsip, pendekatan, dan implementasi pendidikan nilai. Tidak hanya itu, penulis juga menggali nilai-nilai kristiani dalam kitab-kitab injil berikut contoh-contohnya. Pada bagian akhir dilampirkan juga contoh implementasi nilai-nilai kristiani dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 

Buku ini didedikasikan kepada semua guru, dosen, pendeta, pengkhotbah, para orang tua, serta para pendidik dan pengajar pada umumnya yang rindu untuk memajukan pendidikan dan berhasrat meningkatkan mutu didikan, ajaran, dan khotbahnya. 


Buku ini sangat menolong pembaca, sebagai acuan melaksanakan tugasnya.
Dalam pendidikan Kristen, para pendidik atau para pendeta kerap kali mengajar atau berkhotbah hanya mengutarakan norma, tidak sampai pada penanaman nilai.


6. PENDIDIKAN YANG KRISTIANI - David I. Smith




Bagaimana iman dapat membentuk proses pengajaran secara actual? Bagaimana iman Kristen dapat menjadi suluh bagi kita selaku para pendidik dalam proses pedagogi yang berlansung di kelas? Sebenarnya, adakah cara untuk melihat lebih jauh melampaui perspektif-perspektif kristiani dan merancang pengajaran itu sendiri sebagai sesuatu yang kristiani sehingga nilai-nilai kekristenan bukan menjadi asesoris muatan pengajaran semata?


Sudah sejak lama para pendidik Kristen merenungkan muatan pengajaran ideal seperti apa yang seharusnya disampaikan di kelas. Namun, rasanya kita masih jauh dari berhasil dalam merumuskan seperti apa sebuah proses pengajaran yang kristiani itu. Selain itu, tidak banyak pemikiran akademis yang tercurah untuk menjawab masalah tersebut. Akibatnya, pertanyaan-pertanyaan di atas tidak kunjung terjawab.


Dalam buku ini, David I. Smith menunjukkan bagaimana iman itu dapat dan harus memainkan peran penting dalam membentuk pedagogi dan pengalaman belajar para peserta didik kita. Di dalamnya, berbagai tindakan pengajaran sehari-hari dianalisis secara nyata berdasarkan perspektif kristiani yang kritis.


Buku ini sangat tepat bagi para guru, dosen, dan praktisi pendidikan Kristen lainnya yang peduli pada proses belajar-mengajar, yang ingin melihat bagaimana pendidikan yang kristiani itu dapat diwujudkan secara maksimal dan membuahkan hasil yang nyata.

7. YESUS SANG GURU AGUNG - Kajian Teologis Berdasarkan Injil Yohanes - Dr. Socratez. S. Yoman


Buku ini merupakan kajian teologis terhadap Injil Yohanes yang menyoroti pribadi Yesus sebagai Sang Guru Agung. Di dalamnya diulas secara lugas dan mendalam tentang pribadi Yesus, isi pengajaran-Nya, serta pola pendekatan yang diterapkan-Nya. 

Dengan demikian, Anda khususnya para guru- dapat belajar untuk lebih mendalami dan menggali hal tersebut untuk diaplikasikan pada dunia pendidikan pada masa sekarang.

Yesus Sang Guru Agung mengajarkan hal ini kepada murid-murid-Nya, “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (Yoh. 13:13-15).

Pengajaran Yesus dengan teladan dan tindakan nyata itu merupakan pengajaran yang sangat kuat dan berdampak besar dalam kehidupan murid-murid-Nya. Dengan demikian, Anda yang berguru kepada Yesus Sang Guru Agung pun tentunya dapat melakukan hal yang sama kepada murid-murid Anda!



BARTIMEUS


Bartimeus adalah seorang pengemis buta dari Kota Yerikho, yang dicelikkan matanya oleh Yesus. 

Ketika itu, ia dan seorang buta lainnya sedang duduk di tepi jalan. Yesus, para murid, dan orang banyak melewati jalan itu. Bartimeus mendengar keriuhan itu dan ketika tahu bahwa Yesus ada di situ, ia langsung berteriak, “Tuhan, Anak Daud, kasihanilah aku!”

Yesus memanggilnya supaya datang mendekat. Ia menanyakan apa yang diinginkan oleh orang itu. Bartimeus pun menjawab, “Aku ingin dapat melihat!” Yesus pun menjamah matanya dan berkata bahwa iman Bartimeus telah menyembuhkannya. 



Seketika itu, Bartimeus dapat melihat. Ia pun mengikuti Yesus dan berjalan sambil memuji-muji Allah. Orang banyak pun turut memuji Allah.
(Bacalah kisah Bartimeus dalam Mat. 20:29-34, Mrk. 10:46-52, Luk. 18:35-43.)

Sumber : Kisat Tokoh-tokoh Unik Dalam Alkitab, terbitan Kalam Hidup

EN–GEDI


En–Gedi (yang berarti ‘mata air anak kambing’), adalah sebuah oasis di pantai barat Laut Asin, Yudea. 

Dalam Alkitab dikisahkan bahwa Raja Saul iri kepada Daud dan berniat membunuhnya. 



Daud pun lari ke En–Gedi. Di situ ia memperkuat pasukannya dengan tinggal di kubu-kubu gunung dengan kewaspadaan penuh. Daud dan orang-orangnya bersembunyi dalam gua-gua yang disebut “Gunung Batu Kambing Hutan”. Mereka mandi dan memenuhi kebutuhan akan air dari kolam-kolam air tawar yang banyak terdapat di situ. Gua-gua di En–Gedi ada yang cukup besar untuk dihuni 1.000 orang. Itu adalah sebuah tempat berlindung yang sangat strategis bagi para prajurit.



Kini, En–Gedi masih menjadi sebuah oasis di padang gurun. Sumber air alami itu, yang berada 182 m dari permukaan laut, menciptakan suatu habitat tropis lokal yang sangat subur untuk tumbuh-tumbuhan, bunga-bunga, dan binatang-binatang di tengah gurun pasir.

Sumber: Kisah Kota-kota dalam Alkitab, terbitan Kalam Hidup.

ANDREAS


Andreas adalah orang pertama dalam Perjanjian Baru yang disebut sebagai pengikut Yesus. Sebelumnya ia mengikuti Yohanes Pembaptis. Yohanes memberitahunya bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah. 



Andreas dan satu orang lagi mengikuti Yesus dan menghabiskan hari itu bersama-Nya.
Kemudian, Andreas mendatangi Simon, saudaranya, dan berkata, “Kami telah bertemu Mesias.” 

Kedua bersaudara itu pun segera meninggalkan jala mereka ketika Yesus berkata, “Mari, ikutlah Aku!” Bersama Filipus, Andreas membawa beberapa orang Yunani untuk berbicara dengan Yesus. Andreas pula yang membawa seorang anak laki-laki yang memunyai bekal roti dan ikan kepada Yesus. Bekal itu yang dilipatgandakan Yesus untuk memberi makan ribuan orang yang kelaparan pada saat itu.

(Bacalah kisah Andreas dalam Mat. 4:18-20, Mrk. 1:16-18, Yoh. 1:35-44; 6:8-9; 12:21-22, Luk. 6:13-16, dan Kis. 1:13.)


Sumber : buku Kisah Tokoh-Tokoh Unik dalam Alkitab terbitan Kalam Hidup

BUKIT “UCAPAN BAHAGIA”


Yesus mendaki sebuah bukit yang kemudian disebut Bukit “Ucapan Bahagia”. Di situ Ia bermalam untuk menyepi dan berdoa. Keesokan harinya, Ia memanggil semua murid-Nya dan memilih dua belas orang untuk dididik menjadi rasul-rasul-Nya. Mereka mengikuti Yesus ke tempat yang lebih datar. Di situ Ia memberikan ajaran-ajaran-Nya yang paling panjang tercatat dalam Alkitab, yaitu “Khotbah di Bukit”, kepada orang banyak.



Yesus berbicara tentang “Ucapan Bahagia”. Ia menyampaikan pernyataan-pernyataan singkat yang diawali dengan kata BERBAHAGIALAH. Pernyataan-pernyataan itu menggambarkan sifat ideal yang diharapkan oleh Yesus agar dimiliki oleh para pengikut-Nya.


Banyak orang yang mengasosiasikan “Khotbah di Bukit” dengan Horns of Hattin (‘Tanduk-tanduk Hattin’) di Dataran Tinggi Golan, Israel. Sayangnya itu lebih didasarkan pada tradisi ketimbang bukti nyata. Di mana tepatnya Yesus menyampaikan khotbah di bukit itu masih menjadi perdebatan hingga hari ini. Dari bukit tempat Yesus menyampaikan khotbah-Nya yang terkenal itu, orang dapat memandang ke Danau Galilea, yang terletak di sebelah selatan Kapernaum. Bukit itu berada di ketinggian 345 m dari permukaan laut. Puncaknya berbentuk seperti dua buah kerucut atau tanduk.

The Church of Beautitudes (Gereja Ucapan Bahagia) didirikan pada tahun 1937, persis di puncak bukit tersebut. Banyak biarawan yang tinggal di situ. Sebagian dari tiap-tiap pengajaran Yesus mengenai “Ucapan Bahagia” itu tertera di jendela-jendela kubahnya.

Sumber : buku Kisah Kota-Kota Dalam Alkitab terbitan Kalam Hidup

Referensi Buku PENDIDIKAN terbitan Kalam Hidup

1. 52 METODE MENGAJAR - Dr. F. Thomas Edison, M.Si. Mengajar, mendidik, dan melatih bukanlah tugas yang gampang, yang d...